2 Kuliner Indonesia – Siapa sangka, kuliner Indonesia yang sudah terkenal di seluruh dunia, kini mendapat sorotan negatif dari Taste Atlas, situs yang dikenal dengan ranking kuliner globalnya. Di tahun 2025, dua makanan khas Indonesia menduduki peringkat sebagai makanan terburuk di dunia menurut Taste Atlas. Apa yang sebenarnya terjadi dengan citra kuliner Indonesia di dunia? Mari kita bahas lebih dalam.
Kuliner Indonesia yang Disorot Negatif
Taste Atlas, yang terkenal dengan peringkat kuliner internasionalnya, memberikan peringkat buruk untuk dua makanan Indonesia yang sudah sangat di kenal di berbagai penjuru dunia. Makanan-makanan ini, yang sering di jadikan kebanggaan Indonesia, ternyata tidak berhasil mencuri hati banyak orang di luar sana. Dalam ulasan terbaru mereka, dua kuliner Indonesia yang mendapat label “terburuk” adalah rendang dan soto https://ozzysapizzamenu.com/.
Rendang: Tertukar Antara Tradisi dan Modernitas?
Sebagai makanan yang sudah mendunia, rendang selalu di anggap sebagai simbol kekayaan rasa dan tradisi kuliner Indonesia. Namun, menurut Taste Atlas, rendang yang seharusnya memiliki kesempurnaan dalam rasa, justru di anggap terlalu berat dan membosankan oleh beberapa pengulas. Proses memasaknya yang panjang dan penggunaan rempah yang melimpah kadang membuat rasa rendang terasa “terlalu” bagi mereka yang tidak terbiasa dengan masakan berempah. Apalagi, rendang yang terlalu lama di masak bisa kehilangan kelembutan dagingnya, menjadikannya keras dan sulit di nikmati.
Rendang memang merupakan makanan yang penuh tradisi, namun banyak yang menganggapnya tidak bisa di nikmati oleh semua orang, terutama mereka yang mencari kesederhanaan dalam masakan. Dari segi tekstur, meskipun ada yang suka dengan daging yang empuk dan kaya rempah, ada pula yang merasa terbebani dengan kelezatannya yang tak pernah berhenti berkembang, mengingat proses memasaknya yang sangat panjang dan memakan waktu.
Soto: Tidak Seunik yang Di harapkan
Berikutnya, soto, hidangan berkuah yang juga sangat terkenal di Indonesia, tak luput dari kritik. Banyak orang di luar Indonesia yang merasa soto tidak cukup memberikan kejutan rasa. Hidangan berkuah ini, meski memiliki variasi yang banyak di Indonesia, di anggap terlalu sederhana dan kurang menggugah selera oleh pengulas Taste Atlas. Kuah yang terbuat dari kaldu ayam atau daging dengan bahan pelengkap seperti telur rebus, bihun, dan perasan jeruk nipis, menurut mereka, terasa biasa saja dan tidak memberi sensasi baru seperti yang di harapkan dari kuliner internasional.
Meskipun di Indonesia soto adalah makanan yang penuh kenangan dan memiliki banyak versi regional yang berbeda, di luar negeri, terutama bagi yang baru pertama kali mencicipi, hidangan ini di anggap terlalu “standar” dan tidak istimewa. Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan masakan Asia Tenggara, soto bisa jadi terasa kurang menarik dan kurang memikat selera di bandingkan dengan makanan lain yang lebih kompleks dan kaya rasa.
Baca juga artikel kami yang lainnya: Kuliner Bandung Murah, Enak, Bikin Nagih!
Dampak Bagi Citra Kuliner Indonesia
Memang, pendapat Taste Atlas bisa di bilang kontroversial. Tapi, ini adalah gambaran bagaimana kuliner Indonesia, yang sangat beragam dan kaya rempah, di pandang oleh sebagian orang di dunia internasional. Meskipun kita bangga akan keanekaragaman dan kekayaan rasa yang ada, ternyata tidak semua orang bisa langsung menghargai cita rasa yang sangat kuat dan kompleks seperti yang di miliki oleh rendang dan soto.
Tentunya, tidak semua orang sepakat dengan penilaian ini. Namun, ini adalah kesempatan bagi kita untuk merenung dan mengkritisi cara kita mempopulerkan kuliner Indonesia di luar negeri. Mungkin sudah saatnya kita mencoba menyajikan makanan Indonesia dengan cara yang lebih sederhana dan sesuai dengan selera global yang lebih modern, tanpa mengorbankan keaslian rasa.