Ketupat dan Opor Ayam, Hidangan Lebaran yang Punya Makna Mulia

Ketupat dan Opor Ayam

Ketupat dan Opor Ayam, Hidangan lebaran di indonesia umumnya berupa ketupat, opor ayam, dan rendang. Di balik kenikmatan tiga hidangan ini ternyata ada makna mulia di baliknya. Lebaran rasanya tak lengkap tanpa mencicipi makanan tradisional yang memang jadi makanan ikonik hari raya. Di setiap daerah pun pasti ada menu khas yang layak di coba. Namun, secara umum, menu lebaran di tanah air terdiri dari ketupat, siraman opor ayam, dan lauk rendang. Menu-menu ini rupanya tak hanya enak dan bikin nostalgia, tapi juga memiliki makna mulia. Ketupat punya sejarah panjang dan erat kaitannya dengan penyebaran agama islam di tanah air. Hal ini di sampaikan chef sekaligus sejarawan kuliner, wira hardiyansyah saat di hubungi ozzysapizzamenu.com (20/4/2023).

ketupat menjadi media dakwah sunan kalijaga, meski sebenarnya sudah ada sejak masa hindu-buddha di indonesia. “Ketupat itu ‘laku papat’ (yang berarti), ucapanmu, pendengaranmu, tingkah lakumu dan hatimu. Jadi empat tingkah laku pola hidup manusia,”kata wira”. kalimat ‘laku papat’ dapat di artikan sebagai permintaan maaf yang di lakukan pada momentum lebaran. Permintaan maaf ini meliputi pendengaran, tingkah laku, ucapan, hingga hari manusia kepada manusia lainnya. Selain itu, ketupat dalam bahasa jawa disebut “kupat”. Dalam permainan kata bahasa jawa, “kupat” merupakan kependekan dari “ngaku lepat” atau “ndherek lepat” (mengakui kesalahan).

Janur yang di pakai untuk membungkus ketupat juga punya makna spesial. Penggunaan janur yang mengeluarkan aroma khas ini di kaitkan dengan dewi kemakmuran. Wira menerangkan bahwa setelah memaafkan dan keagungan. Bentuk janur yang dianyam juga menggambarkan jalan hidup manusia yang berliku dan banyak melakukan kesalahan. Saat di sajikan, ketupat di belah, lalu kulitnya di uang. Hal ini secara tidak langsung menggambarkan permintaan maaf dan memulai lembaran baru.

2. Makna Opor Ayam

Opor ayamn disebut wira dibuat oleh orang islam yang berasal dari jawa. Ada makna ‘ngapura ing ngapuro’ (bermakna) maaf dan memanfaat dari sajian ini. “sebelum ada islam, ‘ngapura ing ngapuro’ sudah menjadi tradisi orang jawa untuk meminta maaf. Budaya meminta maaf yang berkembang di jawa ini juga menjadi media yang digunakan oleh wali songo untuk menyebarkan agama islam, “ungkap wira. Traveling chef ini mengungkap arti dari menyantap ketupat dan opor ayam saat lebaran adalah sudah memaafkan dengan meleburkan dosa-dosa, jima merujuk pada konteks wali songo.

Secara filosofi jawa, perpaduan ketupat dan opor ayam ini disebut ‘ngapura ing ngapuro laku papat.’ Maknanya adalah di manfaatkan dan memanfaatkan atas segala perlakuan, ucap, pendengaran secara, murni dari dalam hati. “Ketupat dan opor ini mungkin menjadi hidangan yang biasa saja jika di sajikan pada hari-hari biasa. Namun esensi sakralnya akan terasa jika di sajikan saat lebaran karena menyangkut ruang dan waktu, ungkap wira.


Baca juga: Simak 5 Tempat Kuliner Bandung Terbaik Yang Wajib Dikunjungi!


3. Makna Rendang

Selain opor ayam, rendang juga melangkapi sepiring sajian ketupat mengenai filosofi rendang, di lansir dari ozzysapizzamenu, orang minang percaya bahwa saat memasak rendang ada tiga makna filosofis yang ada di baliknya, yaitu kesabaran, kebijaksanaan, dan kegigihan. Kesabaran dan kegigihan tercermin dari proses mengaduk saat masak rendang. Sementara kebijaksanaan di perlukan ketika mengatur suhu api kesabaran juga tergambar dari di butuhkannya sifat ini dalam mencapi kesempurnaan saat masak rendang.

Selain itu, orang minang percaya rendang bukan hanya sebuah makanan yang nikmat saja, melainkan juga sebagai simbol kehormatan. Rendang kerap hadir dalam acara penting, seperti upacara penobatan datuk, pertunangan, dan pernikahan. Di sisi lain, rendang memiliki daya tahan yang luar biasa. Rendang bisa tahan berhari-hari untuk sajian lebaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *